Thursday, July 28, 2011

Turbocharger??

Turbocharger sesungguhnya adalah alat yang berbentuk seperti pompa yang digerakkan oleh energi pembuangan melalui exhaust mesin. Sebuah turbocharger terdiri dari sebuah turbin dan kompresor dalam sebuah batang/poros yang sama. Turbin tersebut mengubah energi kinetik dari kecepatan exhaust mesin dan tekanannya yang tinggi untuk memutar kompresor. Kompresor tersebut memampatkan sejumlah udara dan memompanya ke intake manifold mengakibatkan besarnya massa udara yang masuk pada silinder tiap langkahnya.



Kegunaan utama dari sebuah turbocharger sama denga sebuah supercharger; yaitu untuk meningkatkan efisiensi volume mesin dengan segala keterbatasannya. Sebuah mesin kendaraan standar (tanpa turbo dan supercharger; biasa disebut dengan naturally aspirated), biasanya berdasarkan pada hisapan pada tiappistonnya untuk masuk ke tiap silinder melalui katup hisap. Tekanan di atmosfer bumi ini tidak lebih dari 1 atm (atau setara dengan 14,7 psi atau 1 bar), jadi akan ada batasan perbedaan antara katup-katup hisap dan juga jumlah udara yang masuk ke ruang pembakaran. Karena turbocharger meningkatkan tekanan udara yang masuk ke dalam silinder, semakin besar udara yang dimampatkan akan berakibat naiknya performa karena ledakan yang dihasilkan karena campuran oksigen dan bbm semakin kaya.
Untuk mecegah adanya detonasi dan kerusakan fisik pada mesin tersebut, tekanan pada saluran masuk (intake manifold) tidak boleh menjadi terlalu tinggi, oleh sebab itu tekanan tersebut perlu dikontrol. Alat pengontrol kelebihan tekanan pada intake manifold disebut dengan wastegate.



Gambar tersebut diatas menunjukkan penempatan wastegate external disamping unit turbo itu sendiri

Alat ini berguna untuk mengontrol kelebihan tekanan yang ditimbulkan oleh turbocharger dengan sebuah alat pengatur tekanan (boost control device). Sebuah aktuator terhubung pada kompresor melalui sebuah selang yang biasanya dihubungkan oleh solenoid pada sistem ECU (Engine Control Unit), yang mengatur untuk memaksa wastegate selalu terbuka ketika tekanan udara naik. Pengurangan kecepatan pada turbin menurunkan kecepatan kompresor dan berkurangnya tekanan pada intake manifold.

Komponen-komponen turbocharger
Sebuah turbocharger memiliki beberapa komponen utama yaitu: turbin (yang dimana selalu berpola radial) dan kompresor yang terdapat didalam housing yang berbentuk seperti kerucut yang berada pada tempat yang berlawanan dengan komponen ke tiga yaitu center housing.



Kompresor dan turbin tersebut ditutup oleh housing yang dapat memusatkan dan mengarahkan udara melalui kompressor pada saat berputar. Bentuk dan ukuran dapat mempengaruhi karakteristik turbochargertersebut. Terkadang, beberapa produsen turbocharger memiliki desain yang mereka sesuaikan sendiri untuk pengaplikasian pada kendaraan dengan performa, respon dan efisiensi yang sudah ditentukan.


Kedua gambar tersebut merupakan gambar turbo yang sedang dibuka pada bagian kompressor nya.


Gambar dibawah adalah skema lengkap pemasangan sebuah sistem turbo lengkap dengan wastegate, intercooler dan blow off valve.



Strut Bar (what is it used for?)

Apa yang disebut dengan Strut Bar?
                Sebuah strut barstrut brace atau strut tower brace kebanyakan adalah merupakan perangkat yang sifatnya hanya sebagai aksesoris  yang biasa digunakan pada system suspensi Macpherson struts yang dipasangkan pada kendaraan dengan konfigurasi chasis monocoque yang dipergunakan untuk memberikan sifat kaku dan kuat pada setiap titik suspensi.



Dengan system suspensi Macpherson strut yang berarti adalah per ulir dan shock breaker digabung menjadi satu unit, maka beban kerja suspensi kendaraan akan cukup banyak dibebankan pada atas dudukan suspensi kendaraan, tidak seperti pada system suspensi Double wishbone dimana kedua piranti tersebut dapat membagi beban kerja pada dua lokasi yang berbeda dalam sebuah as roda
                Dalam istilah umumnya, sebuah strut bar yang dipasang pada chasis monocoque pada kendaraan dapat memperkuat konstruksi suspensi dan dapat mempengaruhi pengendalian kendaraan tersebut. Dengan karakteristik chasis monocoque yang cukup lentur, maka untuk menaikkan rigiditas chasis, maka kegunaan strut bar menjadi sangat penting. Untuk menjadikan fungsi strut bar ini efektif maka bahan strutbar harus memiliki kekuatan yang baik dan juga dihubungkan ke firewall mesin.

Berikut ini digambarkan bagaimana strut bar bekerja mengikat suspensi depan pada mobil dengan sistem bodi monokok supaya geometri suspensi tidak berubah.






Basic Cornering


Basic Cornering

     Menikung atau lebih sering disebut sebagai cornering pada dunia motorsports membutuhkan keahlian tersendiri. Tidak jarang banyak pembalap maupun pengemudi amatir kewalahan dalam menaklukkan sebuah tikungan. Banyak pengemudi yang tidak mengetahui bagaimana cara menikung yang benar dan aman sesuai dengan kendaraan yang mereka kendarai.

     Dalam menaklukkan sebuah tikungan, pertama-tama yang harus diperhatikan adalah jenis kendaraan yang sedang anda kendarai, apakah menganut sistem penggerak roda depan, roda belakang atau all wheel drive. Perbedaan sistem penggerak ini mempengaruhi distribusi bobot pada saat menikung. 

Front engine front wheel drive (FWD)
          Kendaraan dengan sistem penggerak model ini memiliki titik berat pada bagian depan kendaraan, dengan distribusi bobot seperti ini maka kendaraan akan cenderung memiliki gaya dorong yang besar dan mengakibatkan kendaraan mengalami gejala understeer, yaitu kondisi dimana mobil cenderung berlari mengarah keluar tikungan dan tidak dapat dibelokkan dengan baik, terutama pada mobil yang dijalankan pada kecepatan yang cukup tinggi saat akan memasuki tikungan.

Front engine rear wheel drive (RWD)
          Kendaraan dengan sistem penggerak roda belakang memiliki titik berat yang seimbang. Dengan distribusi bobot yang seimbang seperti ini maka mobil akan lebih mudah dikendarai pada saat masuk dan pada tikungan. Distribusi bobot akan lebih baik karena sumbu roda depan hanya bertugas untuk membelokkan arah mobil sedangkan pada sumbu roda belakang hanya berfungsi untuk mendorong mobil, hal ini berbeda dengan sistem penggerak roda depan yang memiliki dua fungsi yaitu membelokkan mobil dan juga sebagai penggerak mobil. Karakteristik mobil dengan sistem penggerak roda belakang adalah cenderung tajam atau sering juga disebut dengan oversteer, oversteer adalah gejala yang terjadi pada kendaraan dimana bagian belakang atau 'pantat' kendaraan mengalami gejala membuang keluar tikungan, sedangkan bagian depan kendaraan cenderung masuk kedalam tikungan. Kondisi ini sangat cocok dan lazim dilakukan para pembalap drifting, oleh karena itu mobil penggerak roda belakang lebih populer didunia drifting daripada sistem penggerak roda depan maupun all wheel drive sekalipun.

Front engine all wheel drive (AWD)
          Sebelum membahas lebih lanjut mengenai karakteristik mobil penggerak empat roda, kita perlu mengetahui apa sebenarnya perbedaan dari sistem AWD dan 4WD, secara terminologi kedua istilah tersebut sebetulnya memiliki persamaan, namun perbedaan utamanya adalah, jika sistem AWD diterapkan maka mobil tersebut akan memiliki fungsi penggerak 4 roda yang aktif secara permanen seperti pada mobil Mitsubishi Evolution, Subaru Impreza series dan mobil-mobil WRC lainnya. Sedangkan sistem 4WD adalah sistem penggerak 4 roda yang sesungghnya memiliki fitur untuk menonaktifkan sistem penggerak 4 rodanya menjadi penggerak 2 roda belakang. Jadi sistem ini memungkinkan pengemudinya untuk mengaktif dan non aktifkan sistem penggerak roda sesauai dengan medan yang akan dilaluinya. Sistem penggerak seperti ini sering ditemukan pada mobil keluaran Jeep seperti Jeep Wrangler YJ, JK, CJ series, dll.
          Menikung menggunakan sistem penggerak 4 roda memiliki banyak keunggulan dibanding kedua sistem penggerak sebelumnya. Karena pembagian atau distribusi tenaga disalurkan ke empat roda maka mobil tidak akan sedikit mengalami atau bahkan tidak akan mengalami gejala oversteer maupun understeer seperti yang terjadi pada kedua sistem penggerak sebelumnya. Mobil akan mudah dikendalikan meskipun pada beberapa kasus akan terjadi understeer karena pembagian distribusi tenaga sama antara sumbu depan dan belakang (lebih dipengaruhi oleh sistem AWD atau 4WD).

          Setelah mengenal karakteristik kendaraan yang digunakan, kini kita akan membahas lebih jauh mengenai teknik menikung. Menikung pada sirkuit maupun pada kondisi jalanan normal membutuhkan teknik tersendiri. Mari kita bahas lebih lanjut mengenai teknik menikung pada sirkuit atau lintasan balap profesional.
          Yang perlu diperhatikan pada saat berbelok atau menikung pada kecepatan tinggi adalah kecepatan pada saat akan memasuki tikungan dan gigi persneling yang digunakan pada saat di tikungan. Posisi mobil pada saat akan masuk tikungan juga mempengaruhi ketepatan dan keakuratan dalam membelok.
Ketika kita sedang membelok, kita harus berusaha untuk membuat mobil bergerak sesuai dengan kemauan kita sebagai pengemudi, bahkan jika memungkinkan kita dapat mengembangkan kecepatan lebih tinggi pada saat keluar dari tikungan. Apa yang dimaksud dengan keseimbangan? Keseimbangan yang kita bicarakan disini adalah antara bagian depan dan bagian belakang mobil karena jika ada bobot berlebih yang di salurkan baik ke depan maupun ke belakang maka mobil akan memiliki kecenderungan untuk melintir di tikungan (oversteer berlebihan pada saat menikung).
          Ketika kita sedang beraa dilintasan balap, semua input yang dapat kita rasakan dari pergerakan mobil harus diimbangi dengan respon yang kita berikan terhadap mobil melalui pedal gas, rem dan lingkar kemudi yang berfungsi untuk menjaga kestabilan mobil pada saat melaju ditikungan.

          Ketika melaju ditikungan, respon kita dalam menginjak pedal gas atau rem menjadi sangat penting. Ketika kita melepas gas secara tiba-tiba atau menginjak rem dengan kencang maka bobot atau gaya berat kendaraan akan berpindah secara mendadak ke depan yang dapat mengakibatkan mobil tidak dapat dikendalikan. Dengan membuka gas secara perlahan atau jika memungkinkan membuka throttle separuh bukaan dapat menjaga traksi mobil anda pada saat ditikungan sambil secara perlahan menambah kecepatan keluar tikungan. 

Perhatian: 
Tehnik menikung seperti ini hanya dapat dilakukan di sirkuit, akan menjadi sangat berbahaya jika kita mengebut dan memaksa kendaraan kita sampai pada limitnya di jalan raya. 

          Mengerem dengan perlahan ataupun keras sesungguhnya merupakan bukan pilihan yang tepat pada saat menikung, jadi yang perlu anda perhatikan adalah teknik mengambil tikungan dari luar kemudian masuk dan keluar lagi dengan gigi persneling dan kecepatan yang tepat.
Pada sirkuit atau lintasan balap profesional, kecepatan keluar tikungan merupakan point yang paling penting karena seperti kita tahu bahwa mobil akan cepat berakselerasi dari kecepatan yang menengah daripada kecepatan yang rendah (mesin harus diurut dari Rpm bawah lagi untuk dapat mencapai kecepatan yang diinginkan).

APEX:
          Apa yang disebut dengan Apex? Apex adalah titik terdalam pada sebuah tikungan. Penjelasan mengenai apex ditunjukkan oleh gambar dibawah ini: